MY PAGE

Selasa, 20 Desember 2011

EVOLUSI HOMO SAPIENS

   Kita adalah anggota ordo mamalia berplasenta yang disebut primata. Asal-usul kelompok ini kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Anggota yang awal mungkin merupakan hewan yang hidup di pohon (arboreal) seperti lemur dan tarsius masa kini, yang merupakan keturunan dengan sedikit mengalami perubahan. Tangan yang dapat memegang (dengan kuku) dan penglihatan yang baik merupakan nilai yang tinggi bagi kehidupan di pohon.
  Kira-kira 20 juta tahun yang lalu, primata awal ini, melalui spesiasi berulang terbagi dalam tiga kelompok berbeda: "monyet dunia baru", "monyet dunia lama", "hominoid - moyang bersama dari kera maupun garis keturunan manusia. Monyet duina baru tampaknya selalu terbatas di dunia tropis Amerika. Kedua kelompok lainnya menyebar di Afrika, sebagian dari Eropa dan Asia. Hominoid berbeda dengan monyet dunia lama dalam tangannya lebih panjang, postur lebih tegak, dan tidak adanya ekor. Mereka mungkin penghuni pohon.
   Kira-kira 14 juta tahun yang lalu, hominoid terbagi menjadi hominidae, yang turun dari pohon dan mulai berjalan, dan kera sejati (pongidae) yang tetap ada dipepohonan. Dari kedua hewan ini telah berevolusi "kera besar" masa kini, orang utan, gorila, dan simpanse.
    Kira-kira 3 juta tahun yang lalu, hominidae dengan sifat manusia yang unik mulai timbul. Yang paling menonjol dari sifat ini adalah perubahan kerangka yang berkaitan dengan postur yang tegak. Di sini termasuk perubahan struktur perubahan tulang gelang panggul dan penyatuan tulang belakang di dasar tengkorak, dan tidak di belakangnya. Hewan ini ("mamalia kera") dimasukkan ke dalam genus australopithecus. Setelah 1,5 juta tahun berikutnya, berkembanglah 3 garis keturunan homonidae yang tidak saling tergantung dan tampaknya dapat hidup berdampingan. Mereka adalah Australopithecus africanus, Australopithecus robustus yang lebih besar, dan Homo habilis. Sisa-sisa Homo habilis telah ditemukan bersama dengan peralatan batu yang primitif yang mirp kepala tombak dan semacamnya. Ini menunjukkan bahwa Homo habilis membuat dan menggunakan alat. Mungkin persyaratan membuat alat-alat dan cara hidup berburu untuk kepentingan hidup komunitas menimbulkan tekanan seleksi untuk peningkatan ukuran otak yang cepat. Bagaimana pun, volume otak Homo habilis  kiar-kira 750 ml, atau dua pertiga otak Australopithecus.
    Homo habilis tampaknya berevolusi secara bertahap menjadi keturan yang lebih pandai, Homo erectus. Pada waktu pertama kali Homo erectus timbul kira-kira 1,5 juta tahun yang lalu. Dua spesies Australopithecus (yaitu A.boisei dan A.robustus) masih ada. Akan tetapi, segera mereka menjadi punah, mungkin karena kalah bersaing dengan Homo erectus yang lebih pandai dan lebih serba bisa. Homo erectus mungkin timbul di Afrika, tetapi kemudian segera menyebar ke seluruh Asia (diwakili misalnya oleh "manusia jawa" dan "manusia peking"). Penyebaran Homo erectus di Afrika, Asia dan Timur Dekat membuat sejumlah lungkang gen yang agak terisolasi. Dengan demikian mungkin telah timbul proses subspesiasi yang membentuk kelompok-kelompok ras masa kini. Kita tidak mempunyai alasan untuk percaya bahwa proses ini berbeda dengan proses yang telah menimbulkan tujuh subspesies Geothylpistrichas di Amerika Utara. Kira-kira 100.000 tahun yang lalu, Homo sapiens telah timbul. Di Eropa dan Timur Dekat bentuk yang paling awal dari spesies ini adalah "Manusia Neandhertal" dan kadang-kadang diberi nama subspesies Homo sapiens neanderthalensis. Neanderthal dalam semua ciri yang esensial merupakan manusia sempurna. Otak mereka sebesar otak kita. Mereka mengubur mayat dengan sesaji. Neanderthal menghilang agak tiba-tiba 35000 tahun yang lalu. Mereka diganti dengan Homo sapiens, manusia yang segala hal mirip dengan kita. Manusia masa kini demikian sudah ada di Afrika dan Timur Jauh pada waktu Neanderthal ada di Eropa dan Timur Dekat.
     Berapa jumlah ras manusia yang diciptakan dari isolasi lungkang gen? Jawabnya tidak sederhana. Jumlah yang disebut hanya merupakan pencerminan betapa peneliti terkesan oleh perbedaan-perbedaan yang dapat diukur antara lungkang gen dari berbagai populasi. Beberapa ahli menyebut 5 ras, yaitu: (1) Negroid (subpopulasi yang timbul di Afrika), (2) Mongoloid (di Asia), (3) Caucasoid (Timur Dekat, kemudian Eropa), (4) Indian Amerika (Homo sapiens yang datang dibelahan bumi barat melalui "jembatan" yang secara berkala menghubungkan Asia dengan Amerika Utara di daerah Selat Bering), dan (5) Australosoid (subpopulasi yang terisolasi di Australia). Tetapi meskipun kita hanya mempelajari lungkang gen sebagaimana tercermin dalam distribusi golongan darah seperti ABO, jelaslah bahwa terdapat banyak sekali keanekaragaman genetik di dalam golongan yang tertulis diatas. Pembentukan subspesies yang secara geografis terisolasi merupakan langkah pertama ke arah spesiasi. Apakah Homo erectus dan pada gilirannya Homo sapiens berjalan sepanjang jalur itu ? Jawabnya jelas tidak. Manusia selamanya merupakan hewan yang paling mobil. Berbagai populasi manusia telah berulang kali bermigrasi ke seluruh dunia. Bilamana suatu populasi demikian bertemu dengan yang lain, terjadilah perkawinan antara mereka. Dan demikian terjadi percampuran antara beberapa lungkang gen masing-masing.
      Tidak ada bukti bahwa langkah awal subspesies manusia berlangsung sampai suatu titik dan padanya telah ditetapkan hambatan genetik apapun terhadap penangkaran dalam, padahal acap kali ada hambatan budaya terhadap perkawinan antar lungkang-lungkang gen Dewasa ini Homo sapiens merupakan spesies tunggal, meskipun terdiri atas keanekaragaman genetik yang besar yang tersebar di seluruh dunia.          


(sumber :Kimball, Jhon.W.1983.Biology.Tufts:Addison-Wesley Publishing Company, Inc)